Malang, 11 Mei 2017
"Selamat Pagi Kopi."
Pagiku kopi.
Secangkir baterai yang penuh energi.
Kebahagiaan sederhana awali hari.
Sebuah rasa syukur yang tak pernah berhenti.
Pagiku tubruk.
Meski selusin kutenggak takkan membuatku mabuk.
Sebab kebaikan tak mungkin berubah menjadi hal yang buruk.
Jadikanlah kegagalan bagai sebuah cambuk.
Pagiku hitam.
Bukan berarti kelam.
Karena semangat tak pernah padam.
Seperti matahari yang menyinari alam.
Pagiku pekat.
Namun membuatku kuat.
Mungkin mereka bilang tak sehat.
Tapi selalu melatih untuk menjadi cermat.
Pagiku pahit.
Sejujurnya aku sudah lupa apa itu sakit.
Akan selalu ada tawa saat keadaan sedang menghimpit.
Pastikan itu membuat alis mereka mengernyit.
Pagiku manis.
Untuk bahagia tak perlu mengemis.
Sekalipun air mata sering jatuh layaknya gerimis.
Yakinlah akan ada hari yang menandai berhentinya tangis.
Dan Pagiku adalah kopi tubruk hitam pekat pahit dan manis.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar