Kamis, 25 Mei 2017
Senin, 22 Mei 2017
RINDUKU RINDU
Aku rindu seutuhnya kepadamu.
Ya, itu benar.
Aku rindu sebagian sudut wajahmu.
Ya, memang tak salah.
Aku rindu tawa-tawa riang ceriamu.
Betul, itu tak bohong.
Aku rindu lirih manja bisikanmu.
Benar, memang itu yang kurasa.
Aku rindu tenangnya jiwa saat disampingmu.
Tepat, itu yang kuingin.
Aku rindu berbagi kehangatan denganmu.
Ya, memang itu sejujurnya sekarang.
Aku rindu berlama-lama dalam kerinduan ini.
Mungkin, itupun jika aku sempat.
Aku rindu untuk tidak merindukan ini semuanya.
Entahlah, sebab ini terjadi secara tiba-tiba.
Aku rindu untuk tidak menjadi aku di depanmu.
Tak mungkin, karena ini hanyalah rindu.
Aku rindu untuk tidak mengingat apapun itu sekarang.
Sudahlah, kuabiarkan itu berlalu sejenak, agar indahnya rindu dapat kurasakan sesaat.
***
Label:
Art,
Berkarya,
Cerita Kopi,
Cinta,
Coffee,
Enigma,
Experience,
Kopi,
Kota Malang,
Life,
Love,
Relationship,
Secangkir Kopi,
Sekedar Nulis,
Story,
Workaholic
Jumat, 12 Mei 2017
Kamis, 11 Mei 2017
Pagiku Adalah
Malang, 11 Mei 2017
"Selamat Pagi Kopi."
Pagiku kopi.
Secangkir baterai yang penuh energi.
Kebahagiaan sederhana awali hari.
Sebuah rasa syukur yang tak pernah berhenti.
Pagiku tubruk.
Meski selusin kutenggak takkan membuatku mabuk.
Sebab kebaikan tak mungkin berubah menjadi hal yang buruk.
Jadikanlah kegagalan bagai sebuah cambuk.
Pagiku hitam.
Bukan berarti kelam.
Karena semangat tak pernah padam.
Seperti matahari yang menyinari alam.
Pagiku pekat.
Namun membuatku kuat.
Mungkin mereka bilang tak sehat.
Tapi selalu melatih untuk menjadi cermat.
Pagiku pahit.
Sejujurnya aku sudah lupa apa itu sakit.
Akan selalu ada tawa saat keadaan sedang menghimpit.
Pastikan itu membuat alis mereka mengernyit.
Pagiku manis.
Untuk bahagia tak perlu mengemis.
Sekalipun air mata sering jatuh layaknya gerimis.
Yakinlah akan ada hari yang menandai berhentinya tangis.
Dan Pagiku adalah kopi tubruk hitam pekat pahit dan manis.
***
Selasa, 09 Mei 2017
Kopi Solar
Rest Area Km 26
27 April 2017
Kopi Solar
Baru dengar kali ini aku namanya.
Seperti apa ya rasanya?
Bentuknya?
Aromanya?
Penasaran banget pingin nyobain.
.......
Hari ini mendung menggelayuti Kota Pahlawan.
Saatnya aku kembali ke kotaku yang cukup dingin menentramkan.
Pekerjaan masih di angka 70% menuju selesai.
Harus ekstra tenaga agar seluruhnya rampung tepat waktu.
Perjalanan pulang cukup melengang.
Tol tak sepadat kemarin saat aku berangkat.
Cuaca di luar cukup membuat gerah.
Segerah isi otak yang hampir mendidih memikirkan segalanya.
14:55 WIB
Apa salahnya berhenti sejenak?
Makan, minum, sholat, istirahat, atau ngopi mungkin?
Sepertinya itu ide yang bagus.
Segera banting stir ke kiri di rest area km 26.
Kedai kecil itu berisi puluhan sopir taxi.
Rame banget suasananya.
Tak sengaja mataku tertuju pada tulisan menu di kedai itu.
Cukup besar hurufnya untuk ditangkap mata minusku.
"KOPI SOLAR"
Saat kubaca, sontak saraf motorik dan sensorik membuat aku segera masuk kedalam kedai yang cukup berjubel itu.
Mencari meja kosong diantara mereka.
Lalu segera duduk dan memanggil salah satu karyawan kedai untuk memesan Kopi itu.
"Mas, ini kopi apa ya?", ujung jariku menunjuk pilihan tertinggi pada daftar menu.
"Ini kopi solar Mas. Cappucinno diblender sama bubuk kopi hitam dan es, lalu dikasih cokelat dan bumbu rahasia.", jawabnya sambil tersenyum.
Wah, unik banget namanya.
"Pesen satu Mas. ASAP ya.", kataku.
"Bukan diasap Mas. Diblender itu.", timpalnya.
"Hehee, maksutnya segera Mas. As soon as possible. Selak pingin tau rasanya."
"Owalah, okeeeee Mas, hehee.." jawab Mas karyawan sambil balik ke dapur.
5 menit kemudian,...
Datang juga ini kopi.
Wuih, penampilannya sederhana.
Cantik.
Aromanya sih, emang cappucino.
Ada sedikit coklat di dinding dalam gelasnya yang sampe berembun karena dingin.
Weeew, enak sepertinya.....
Hirup, Cecap, Sruput. Cecap lagi. Meresapi...
Ini benaran minuman???
Setengah gk percaya sih.
Begitu lewat lidah, taste cappucinonya segera ganti.
Mirip-mirip aroma bahan bakar solar.
Tapi, enak.
Beneran seger.
Begitu aroma solarnya ilang, kopi itemnya baru terasa.
Sumpah, unik banget ini kopi.
Membuat otak yang tadi hampir mendidih segera adem.
Melayang.
Terbuai.
Lalu terjun dan tenggelam dalam segelas Kopi Solar.
***
27 April 2017
Kopi Solar
Baru dengar kali ini aku namanya.
Seperti apa ya rasanya?
Bentuknya?
Aromanya?
Penasaran banget pingin nyobain.
.......
Hari ini mendung menggelayuti Kota Pahlawan.
Saatnya aku kembali ke kotaku yang cukup dingin menentramkan.
Pekerjaan masih di angka 70% menuju selesai.
Harus ekstra tenaga agar seluruhnya rampung tepat waktu.
Perjalanan pulang cukup melengang.
Tol tak sepadat kemarin saat aku berangkat.
Cuaca di luar cukup membuat gerah.
Segerah isi otak yang hampir mendidih memikirkan segalanya.
14:55 WIB
Apa salahnya berhenti sejenak?
Makan, minum, sholat, istirahat, atau ngopi mungkin?
Sepertinya itu ide yang bagus.
Segera banting stir ke kiri di rest area km 26.
Kedai kecil itu berisi puluhan sopir taxi.
Rame banget suasananya.
Tak sengaja mataku tertuju pada tulisan menu di kedai itu.
Cukup besar hurufnya untuk ditangkap mata minusku.
"KOPI SOLAR"
Saat kubaca, sontak saraf motorik dan sensorik membuat aku segera masuk kedalam kedai yang cukup berjubel itu.
Mencari meja kosong diantara mereka.
Lalu segera duduk dan memanggil salah satu karyawan kedai untuk memesan Kopi itu.
"Mas, ini kopi apa ya?", ujung jariku menunjuk pilihan tertinggi pada daftar menu.
"Ini kopi solar Mas. Cappucinno diblender sama bubuk kopi hitam dan es, lalu dikasih cokelat dan bumbu rahasia.", jawabnya sambil tersenyum.
Wah, unik banget namanya.
"Pesen satu Mas. ASAP ya.", kataku.
"Bukan diasap Mas. Diblender itu.", timpalnya.
"Hehee, maksutnya segera Mas. As soon as possible. Selak pingin tau rasanya."
"Owalah, okeeeee Mas, hehee.." jawab Mas karyawan sambil balik ke dapur.
5 menit kemudian,...
Datang juga ini kopi.
Wuih, penampilannya sederhana.
Cantik.
Aromanya sih, emang cappucino.
Ada sedikit coklat di dinding dalam gelasnya yang sampe berembun karena dingin.
Weeew, enak sepertinya.....
Hirup, Cecap, Sruput. Cecap lagi. Meresapi...
Ini benaran minuman???
Setengah gk percaya sih.
Begitu lewat lidah, taste cappucinonya segera ganti.
Mirip-mirip aroma bahan bakar solar.
Tapi, enak.
Beneran seger.
Begitu aroma solarnya ilang, kopi itemnya baru terasa.
Sumpah, unik banget ini kopi.
Membuat otak yang tadi hampir mendidih segera adem.
Melayang.
Terbuai.
Lalu terjun dan tenggelam dalam segelas Kopi Solar.
***
Senin, 08 Mei 2017
Hai Kopi
SURABAYA, 27 April 2017
"Thursday morning, Black Coffee, Low Nicotine."
Hai, Kopi.
Aku ingin bercerita.
Tentang angin.
Tentang hujan.
Tentang malam.
Tentang dingin.
Tentang pagi yang kembali cerah di sudut Kota Pahlawan ini.
Tentang apapun yang saat ini sedang aku hadapi.
Cukup kamu dengarkan saja, Kopi.
Tak perlu menyela.
Tak perlu menginterupsi.
Biarkan aku terbang sejenak.
Bisa berbagi cerita denganmu.
Meski sesaat, itu sudah cukup memperpanjang kisah hidupku.
Hai, Kopi.
Kamu memang pendengar yang bijaksana.
Jika rasa terima kasih yang aku ucap tak akan cukup bagimu.
Biarkan aku mencecapmu dengan sepenuh hatiku.
Hingga saripati yang kau miliki, meresap masuk hingga kedalam relung-relung hati.
Layaknya seluruh jiwaku yang memilikimu seutuhnya.
Hai, Kopi.
Tetap temani aku hingga tiba waktunya aku kembali.
Ke dalam pelukan hangat Sang Hyang Widhi.
Jangan pernah lelah.
Jangan pernah menyerah.
Tetaplah menemani aku.
Di setiap langkah.
Di setiap waktu.
Untukku.
Untuk kita.
Minggu, 07 Mei 2017
Pertanyaan vs Pernyataan
SURABAYA, 26 April 2017
"Cappuccino low sugar with high pressure job."
Si A bertanya ke aku, "Kamu ngopi terus aja, kapan nikahnya?".
Dengan tenang dan penuh senyum aku jawab, "Tenang aja, aku nikah hari Rabu. Ntar lagi juga dapet jodohnya dari secangkir kopi." .... 😄😄
Di hari yang lain...
Saat bertemu Si B, dia berkata, "Kerja terus niiiiih, jangan lupa nikah lho. Toh kerja segitu kerasnya belom ada yang dinafkahin kan??"
Sambil rileks aku jawab, "Aku gk lupain nikah koq. Situ tenang aja, sementara aku kumpulin dulu nafkahnya segede gunung. Ntar kalo udah nikah, gk usah mati2an nyariin nafkah. Tinggal nikmatin aja masa2 nikahnya. Bikin anak yang banyaaak." .... Hehee... 😁😁
Lalu di lain kesempatan...
Si C yang barusan nikah bilang, "Udah cepet2 nikah jangan nongkrong ngopi mulu, kerjaan kan juga bisa dilanjut ntar abis nikah."
Mikir bentar. Lalu aku jawab, "Iya juga sih. Tapi nikah kan hampir sama kaya ngopi nih, gk bisa buru2 juga kali. Gk ada nikmatnya ntar. Lagian beda dong dengan kerjaan, kalo gk buru2 kan gk dapat duit nih, kalo gk dapat duit jadi gk ada biaya nikah ma ngopi dong?" .... heuheuheu... 😜😜
Dan di sebuah moment yang spesial...
Mbah aku nih yang bilang, "Le, yo gek ndang rabi to. Kerjoanmu yo alhamdulillah wes lancar, arep ngenteni opo neh? Mbah selak pingin ngemong buyut."
Jlebbb..... Krik krik krik kriiiiik....... 😖😖
.....
Berat banget kaki ini melangkah, ngopi dan kerja dimanapun tempatnya jadi gimana gitu... 😓😓😓
Langganan:
Postingan (Atom)