meet me on Facebook

Kamis, 19 Februari 2015

"Seperti secangkir kopi yang telah tumpah, tak bisa dinikmati lagi, namun aku masih bisa membuat secangkir lagi dengan takaran yang sama."

PENK/CREATIVEROOM/19022015-08:30
Titik jatuh terendah, tenggelam terdalam, tetap berusaha kembali bangkit meski perlahan.


Hampir 2 tahun badai datang silih berganti. Mengeringkan air mata, bahkan menumpahkan banyak darah. Cerah hanya sesekali datang menghampiri. Tak bertahan lama, seperti harapan yang tiba-tiba sirna entah apa sebabnya.
Jika mereka menjadi aku, mungkin sudah benar-benar gila dan berkeliaran di jalan tanpa busana. Tidak masuk di akal memang (bagi mereka), namun ini benar-benar nyata. Puluhan kali impian yang selangkah lagi menjadi nyata, tiba-tiba gagal begitu saja. Sebagai manusia normal pasti kita akan berpikir dan mencari tahu apa penyebabnya. Tak bisa diraba, tak bisa ditembus, apalagi dengan mengandalkan logika.
Berkali-kali aku bertanya pada diriku sendiri, apakah salah semua usahaku? Mengapa setiap benih tanaman kebaikan yang sehat bertumbuh dan mengembang selalu rusak dan bahkan mati saat waktunya berbuah? Tidak kunjung aku menemukan jawabnya.
Hampir setiap detik lewat tengah malam akupun bertanya kepada Tuhan. Selebihnya air mata yang menambah warna hingga hampir penghujung pagi. Sejauh ini aku tidak putus asa dan tidak berhenti berusaha. Tetap melangkah dengan segenggam keyakinan.

Waktu terus berjalan dan berlalu. Meski nafas sudah terasa sesak, aku masih terus berusaha untuk tetap hidup. Hingga beberapa hari yang lalu aku menemukan jawaban atas semua pertanyaanku. Tidak masuk di akal orang sehat, tidak cocok juga di jaman modern seperti ini, tapi ini sudah tidak asing lagi bagiku. Semua tanaman yang rusak begitu saja ternyata bukan kehendak murni Sang Kuasa. Campir tangan makhluk usil ikut berperanan di dalamnya. Asik, hidup ini sungguh asik. Aku tidak mampu untuk marah, namun semakin mempertebal tekadku hingga berlipat-lipat atas keyakinan pada Sang Maha Besar. Terlintas kata bijak begitu saja di benakku, "Seperti secangkir kopi yang telah tumpah, tak bisa dinikmati lagi, namun aku masih bisa membuat secangkir lagi dengan takaran yang sama.".

Aku masih akan terus berjalan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar