meet me on Facebook

Kamis, 20 April 2017

Entahlah

"Saat ingin menulis tentang berbagai cerita kehidupan, aku tak pernah berhasil menyelesaikan tentang yang satu ini."

Malang, 22 Januari 2017
#latepost



Terlalu banyak cerita dalam otak ini yang ingin aku tulis.
Terlalu banyak kata dan kalimat dalam otak ini yang ingin aku tumpahkan.
Namun aku tak tahu bagaimana dan dari mana harus memulainya.
Terkadang ambisi terlalu menggebu-gebu, untuk sekedar merangkai setiap kisahnya dalam sebuah prosa ataupun cerita.
Tapi itu tak pernah terjadi dan selalu berhenti begitu saja di tengah jalan.
Hingga tak satupun dari bermacam cerita itu yang tertulis rapi, meski hanya dalam secarik kertas.

Terlalu luas dan rumitkah? Apa mungkin akan terlalu panjang, sebab yang kuingat selalu begitu detail? Terlalu kompleks dan beragam alurnya mungkin? Atau memang Tuhan sengaja tidak mengijinkan, untuk sekedar aku tulis satu saja sebagai sebuah karya?

Entahlah...

Yang pasti aku tidak pernah berhasil menulis cerita-cerita itu meski hanya satu bait saja.
Selalu berakhir mengendap bersama ampas ribuan cangkir kopi saat aku mulai menumpahkan tinta.
Jadi aku akan berhenti berambisi menulis cerita tentang itu disini saja.
Biarlah cerita-cerita itu tetap ada dalam kitab kehidupan yang sudah pernah ditulis oleh-Nya.

_tak akan hilang dalam lupa, birlah mereka bersememayam tenang dalam pelukan waktu_ :)

***





Rabu, 19 April 2017

Mimpikah? Bukan!

"Tak pernah kusangka sebelumnya.
Tak pernah kukira yang sekarang ini nyata.
Aku telah mencapai sejauh ini."

Jakarta - 11 April 2017/06:00WIB



Selamat pagi Ibukota Indonesia.
Apa kabar mataharimu?
Secerah hatiku yang sedang bersemi di pagi inikah?
Atau begitu berenergi, layaknya baterai hitam kental yang kuminum saat ini?

Pagi ini rasanya seperti mimpi.
Sontak terbangun dalam hiruk pikuk sekian juta manusia yang mengawali hari.
Diantara riuh gemuruh roda-roda KRL Jakarta-Bogor.
Aku masih tak percaya sudah menapak sampai disini.

Bukan hal yang istimewa pada umumnya.
Bukan pula peristiwa yang perlu dikenang layaknya pahlawan perang.
Dan tidak juga di tempat spesial layaknya destinasi wisata yang sedang hits di media sosial.
Ini hanyalah tumpahnya perasaan yang entah bagaimana aku ingin menulisnya.

Sebuah rasa syukur berkedok sebuah kebanggaan.
Tentang apa yang telah aku bangun.
Yang cukup lama kami dirikan.
Yang kita rawat sampai sayapnya membentang lebar.
Yang membawa terbangbegitu jauh, lalu hinggap di Ibukota ini.

Ketika kata itu berkali-kali disebut.
Oleh mereka yang tak kukenal sebelumnya.
Oleh mereka yang tak pernah kutemui sebelumnya.
Oleh mereka yang memiliki kuasa gedung megah sana.
Oleh mereka yang begitu luas memeluk dunia.

Enigma.
Kudengar berkali-kali dari mulut mereka.
Menggema masuk melalui lubang telinga.
Merayap lembut membuat jantung dan hati ini berdebar memendam bangga.

Sudah sejauh inikah???
Atau aku sedang bermimpi???
Segelas baterai hitam kentalku kali ini masih tak sanggup menjawabnya.
Yang teringat hanyalah doa ada dimana-mana.
Diantara tapak yang penuh cerita luka. 
Disaksikan dua tahun yang penuh keyakinan berlipat ganda.

Ternyata ini nyata adanya.
Bukan mimpi belaka.
Bukan pula halusinasi semata.
Tuhan memang memberi jalan yang penuh makna.

Ibukota...
Semoga ini awal yang baik akan hubungan kita.