“Mantan Preman.
Mantan Narapidana.
Mantan Bupati.
Mantan Walikota.
Mantan Kekasih/Pacar.
Dan Mantan yang lain-lainnya.”
Mantan. Adalah sebuah
kata singkat yang sebenarnya sangat tidak saya sukai untuk saya dengar di
telinga saya. Menurut kamus Bahasa Indonesia yang pernah saya baca, definisi
kata mantan adalah bekas pemangku jabatan (kedudukan). Mungkin bagi setiap orang kata mantan
mempunyai arti yang berbeda-beda. Ada yang mengartikan bekas, musuh, masa lalu, orang yang bikin galau,
kenangan terindah, kenangan terburuk, dll. Ada juga yang mendefinisaikan mantan adalah sebagai
alat penguji ke konsistensian kita dalam memutuskan suatu prinsip (baik atau tidak).
Dalam cerita cinta kasih ada pula yang
mengartikan bahwa mantan adalah pacar yang tertunda. Terserahlah, setiap orang
punya hak untuk mengartikan sekehendak hati masing-masing.
Dalam kisah asmara,
sebagai manusia saya hanya bisa memulai tanpa alasan, berusaha menjalankan proses sebaik
mungkin, dan membiarkannya mengalir sebagai pelajaran hidup untuk menjadi lebih baik. Lebih dari itu,
Sang Penciptalah yang menentukan tujuan dan hasil akhirnya. Entah itu
berlanjut, mengambang, mengalir pada tahapan yang lebih serius, menikah hingga
tua dan tetap bersama hingga meninggal kelak, berhenti ditengah jalan, putus
begitu saja, putus hingga pada akhirnya dipersatukan kembali selamanya, saya
tidak pernah tahu. Karena kuasa Illahi adalah kuasa mutlak yang tidak pernah
diketahui oleh makhluknya. Sebagai manusia selayaknya saya hanya bisa berusaha,
menerka-nerka, dan menjalani prosesnya seperti air yang mengalir dengan
kejujurannya.
Kembali pada kata mantan. “Dia
adalah mantan saya.”, terlalu menusuk telinga bagi saya. Saya lebih senang
mengganti kata mantan dengan rangkaian kata-kata/kalimat lain yang lebih dan enak didengar.
“Saya pernah berpacaran
dengan dia.”, “Kami pernah berhubungan dulu.”, dll. Bagi saya kalimat tersebut
lebih baik dan berharga, daripada disingkat dalam satu kata mantan. Karena sejujurnya
saya mendefinisikan kata mantan adalah bekas.
Mantan Preman = Bekas Preman.
Mantan Bupati = Bekas Bupati.
Mantan Kekasih/Pacar = Bekas Kekasih/Pacar.
Semuanya kurang enak saya
dengar jika kita sebagai manusia menyandang sebuah predikat dengan kata bekas. Layaknya
barang bekas yang sudah tidak bisa dipakai lagi. Atau barang sisa yang sudah tidak
berguna. Oleh karena itulah, saya memiliki alasan tersendiri mengapa saya
sangat tidak suka bahkan terkadang tidak interest
untuk mendengar kata mantan di telinga saya, agar kita sebagai manusia tetap berharga dimata sesamanya selayaknya seorang manusia.
***
KOPI KADALUARSA
someplace, 20072014/10:45
someplace, 20072014/10:45